Perilaku Sek*sual Remaja
15.5.15
Pengertian Perilaku Sek sual Remaja
Menurut Skinner seorang ahli psikolog merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Perilaku manusia dari segi biologis adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas seperti berjalan, berbicara, menangis, bekerja dan sebagainya. baca juga : Seks Bebas
Proses pembentukan atau perubahan perilaku dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari dalam maupun dari luar individu. Aspek-aspek
dalam diri individu yang sangat berperan/berpengaruh dalam perubahan perilaku
adalah persepsi, motivasi dan emosi. Persepsi adalah pengamatan yang merupakan
kombinasi dari penglihatan, pendengaran, penciuman serta pengalaman masa lalu.
Motivasi adalah dorongan bertindak untuk memuaskan sesuatu kebutuhan. Dorongan
dalam motivasi diwujudkan dalam bentuk tindakan.
Menurut Benyamin Bloom, seperti dikutip Notoatmodjo,
membagi perilaku itu di dalam 3 domain (ranah/kawasan), meskipun
kawasan-kawasan tersebut tidak mempunyai batasan yang jelas dan tegas. Pembagian
kawasan ini dilakukan untuk kepentingan tujuan pendidikan, yaitu mengembangkan
atau meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut, yang terdiri dari ranah
kognitif (kognitif domain), ranah affektif (affectife domain),
dan ranah psikomotor (psicomotor domain). Dalam perkembangan selanjutnya
oleh para ahli pendidikan dan untuk kepentingan pengukuran hasil, ketiga domain
itu diukur dari :
1.
Pengetahuan (knowlegde)
Pengetahuan adalah
hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan
dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi.
2.
Sikap (attitude)
Sikap merupakan reaksi
atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau
objek. Allport menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok :
a. Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap
suatu objek.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu
objek.
c. Kecenderungan untuk
bertindak (tend to behave).
3.
Praktik atau tindakan (practice)
Suatu sikap belum
otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk
mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah
fasilitas dan faktor dukungan (support).
Perilaku sek*sual adalah segala tingkah
laku yang didorong oleh hasrat seks*ual, baik dengan lawan jenis maupun
sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini dapat beraneka ragam, mulai
dari perasaan tertarik hingga tingkah laku berkencan, bercumbu dan
senggama. Objek sek*sualnya bisa berupa orang lain, orang dalam khayalan
atau diri sendiri.
Tahapan-Tahapan Perilaku Sek*sual Pada
Remaja
Dalam hal ini, perilaku sek*sual pada remaja dapat
diwujudkan dalam tingkah laku yang bermacam - macam, mulai dari perasaan
tertarik sampai tingkah laku berkencan, bercumbu dan bersenggama. Tingkah laku
sek*sual tersebut diurutkan sebagai berikut:
1. Berkencan
2. Berpegangan tangan
3. Mencium pipi
4. Berpelukan
5. Mencium bibir
6. Memegang buah dada di atas baju
7. Memegang buah dada
di balik baju
8. Memegang alat kelamin di atas baju
9. Memegang alat kelamin di bawah baju
10. Melakukan senggama
Rustam memberikan secara rinci mengenai tahapan perilaku
heteroseksual, yaitu perilaku-perilaku sek*sual dengan lawan jenis yang pernah
dilakukan remaja sebelum menikah. Mulai dari tahap paling awal atau rendah sampai
dengan terjadinya hubungan senggama sebagai berikut:
1.
Memandang tubuh lawan bicara tetapi
menghindari adanya kontak mata,
2.
Mengadakan kontak mata,
3.
Berbincang-bincang dan membandingkan gagasan , jika pada tahap ini ada
kecocokan hubungan akan berjalan terus, jika tidak maka hubungan menjadi
terputus,
4. Berpegangan tangan,
5.
Memeluk bahu, tubuh lebih didekatkan,
6.
Memeluk pinggang, tubuh dalam kontak
yang rapat,
7.
Ciuman di bibir,
8.
Berciuman bibir sambil berpelukan,
9.
Rabaan, elusan dan eksplorasi tubuh
pasangannya,
10.
Saling meraba-raba bagian daerah erogen,dan
11.
Bersenggama.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku
sek*sual remaja adalah segala bentuk kegiatan yang dilakukan dalam rangka
menyalurkan dorongan sek*sual yang dimiliki dari tahap paling rendah sampai
tahap paling tinggi yaitu berpegangan tangan, berpelukan, mencium kening,
mencium pipi, berciuman bibir, meraba alat kelamin atau payudara, saling
menempelkan alat kelamin dan berhubungan sek*sual.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Perilaku
Sek*sual Pada Remaja
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya
masalah seksualitas pada remaja, antara lain :
a.
Perubahan-perubahan hormonal yang meningkat hasrat sek*sual (libido seksualitas)
remaja. Peningkatan hasrat sek*sual ini membutuhkan penyaluran dalam bentuk
tingkah laku sek*sual tertentu.
b.
Penyaluran itu tidak dapat dilakukan karena adanya penundaan perkawinan, baik
secara hukum karena adanya undang-undang tentang perkawinan yang menetapkan
batas usia menikah sedikitnya 16 tahun untuk wanita dan 19 tahun untuk pria.
c.
Sementara usia kawin ditunda, norma-norma agama tetap berlaku dimana seseorang
dilarang untuk melakukan hubungan seks sebelum menikah.
d.
Kecendrungan pelanggaran makin meningkat oleh karena adanya penyebaran
informasi dan rangsangan sek*sual melalui media massa yang dengan adanya
teknologi canggih.
e.
Orang tua sendiri, baik karena ketidaktahuannya maupun karena sikapnya yang
mentabukan pembicaraan mengenai seks dengan anak tidak terbuka terhadap anak,
malah cenderung membuat jarak dengan anak dalam masalah yang satu ini.
f.
Dipihak lain, tidak dapat diingkari adanya kecendrungan pergaulan yang makin
bebas antara pria dan wanita dalam masyarakat sebagai akibat berkembangnya
peran dan pendidikan wanita sehingga kedudukan wanita makin sejajar dengan
pria.